Selasa, 13 Desember 2011

Pemikiran Gus Dur Dalam Pendidikan Pesantren

A. Latar Belakang

Nama : Abdul Ar- Rahman Al- Dahkil
Ttl : Jombang, Den anyar, 4 agustus 1940

Pendidikan :

• Sekolah Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta
• Sekolah Menengah Ekonomi Pertama ( SMEP ), Jakarta dan Yogyakarta.
• Pondok Pesantren Tegal Rejo, Jawa tengah.
• Pesantren Tambak Beras, Jombang.
• Departemen Studi Islam dan Arab Tingkat Tinggi, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
• Fakultas Surat-surat Universitas Bagdad.






Karir dan Organisasi

• Pengajar Pesantren Pengajar dan Dekan Universitas Hasyim Ashari Fakultas Ushuludin (sebuah cabang teologi menyangkut hukum dan filosofi).
• Ketua Balai Seni Jakarta
• Penemu Pesantren Ciganjur.
• Ketua Umum Nahdatul Ulama
• Ketua Forum Demokrasi.
• Ketua Konferensi Agama dan Perdamaian Sedunia.
• Anggota MPR.
• Presiden Republik Indonesia.


Pokok Kalimat

Di tengah-tengah situasi reformasi yang menghendaki dilakukannya penataan ulang terhadap berbagai masalah: ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya, sangat dibutuhkan adanya pemikiran-pemikiran kreatif, inovatif dan solutif. K.H Abdurrahman Wahid yang lebih akrab dipanggil Gus Dur termasuk tokoh yang banyak memiliki gagasan kreatif, inovatif dan solutif tersebut. pemikirannya yang terkadang keluar dari tradisi Ahl Al – Sunnah wal Jama’ah menyebabkan ia menjadi tokoh kontroversial. perannya sebagai presiden Republik Indonesia yang keempat menyebabkan ia memiliki kesempatan dan peluang untuk memperjuangkan tercapainya gagasan-gagasannya itu. sebagai seorang ilmuwan yang genius dan cerdar, ia juga melihat bahwa untuk memberdayakan umat Islam, harus dilakukan dengan cara memperbarui pesantren. Atas dasar ini ia dapat dimasukkan sebagai tokoh pembaru pendidikan islam.










1. Pembaruan Pesantren

 Seharusnya pesantren itu mempunyai kemampuan fleksibilitas yang mana pesantren mampu mengambil peran secara signifikan, tidak hanya dalam wacana keagamaan akan tetapi juga dalam setting sosial budaya, politik dan ideologi negara.
 pesantren juga harus mempertahankan identitas dirinya sebagai penjaga tradisi keilmuan klasik, dalam arti tidak larut sepenuhnya dengan modernisasi, tapi mengambil sesuatu yang dipandang manfaat-positif untuk perkembangan. Dalam hal modernisasi ini ia berlandaskan pada maqolah sebagaimana berikut :

المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح

Artinya : “Memelihara dan melestarikan nilai-nilai lama yang masih relevan dan
mengambil nilai-nilai baru yang lebih relevan.”

 pesantren juga harus mampu melihat gejala sosial yang tumbuh di masyarakat, sehingga keberadaan pesantren dapat berperan sebagai pusat pengembangan masyarakat.
 pesantren telah melibatkan peran serta dalam kegiatan atau telah membentuk pendidikan yang berbasis masyarakat
 menurut gusdur keuntungan pesantren jika menyelenggraka pendidikan umum keuntungan tersebut :
a. mayoritas masyarakat pesantren yang tidak belajar di madrasah akan dapat diserap oleh sekolah umum.
b. mereka yang selama ini berada di persimpangan jalan antara belajar di sekolah umum dengan belajar agama di pesantren, akan terdorong untuk memasuki pendidikan pesantren dan sekaligus memasuki sekolah umum di lingkungan pendidikan pesantren.


2. Pembaruan Kurikulum Pesantren

 hendaknya wacana fiqih atas berbagai mazhab lainnya.
 hendaknya kurikulum pesantren memiliki keterkaitan dengan kebutuhan lapangan kerja.
 pentingnya menghilangkan dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum.

3. Pembaruan Management Kepemimpinan

 untuk membawa kemajuan pesantren yang diinginkan maka perlu adannya perubahan kepemimpinan kiai yaitu dengan mengubah gaya dan pola kepemimpinan kiai yang mengekang kebebasan kepada gaya dan pola kepemimpinan kiai yang demokratis, terbuka dan berpandangan ke depan.


4. Tujuan Pendidikan

 tujuan pendidikan tidak hanya terletak pada upaya tafaqquh fi al-din, yaitu menghasilkan manusia yang mendalami ilmu agama setingkat ulama’ melainkan terintegrasinya pengetahuan agama dan non- agama, sehingga lulusan yang dihasilkan pesantren adalah suatu kepribadian yang utuh dan bulat dalam dirinya, yaitu pribadi yang di dalamnya tergabung unsur-unsur keimanan yang kuat atas pengetahuan secara seimbang.

Komentar :

 Di dalam Modernisasi pesantren hendaknya ada suatu regenerasi untuk mewujudkan pemimpin yang baik dan berkualitas yaitu pemimpin yang dapat membawa pesantren mampu menghadapi tantangan masa depan.
 Saya setuju dengan kalimat “ melestarikan hal-hal yang lama yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik” artinya meskipun gus dur alumni universitas luar negeri dan gagasan dan pemikirannya tercampur dengan pemikiran barat akan tetapi tidak menjadikan pesantren sesat.
 Dan saya juga setuju dengan gagasan gus dur dalam metodenya yang mana dia menggabung dua metode yaitu metode modern dan metode lama, dan kedua metode ini cocok dalam kemajuan pesantren.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More