Rabu, 07 Desember 2011

PENDIDIKAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN

a. Pengertian Pendidikan
Pendiddikan adalah ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode mengajar, pengawasan dan bimbingan pribadi
Istilah pendidikan bekenaan dengan prinsip yang luas dari pmeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masysrakat yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya didalam masyarakat.
Menurut Richey R.W, pendidikan adlah suatu aktifitas social yang esensial yang memungkinkan masyarakat yang komplek, moderen. Fungsi pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan informal diluar sekolah.
Menurut Brubacher, pendidikan adalah suatu proses dimana potensi (kemampuan, kapasitas) manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan yang baik oleh alat (media) yang disusun sedemikian rupa dan dikelolah oleh manusia untuk menolong orang lain
atau dirinya sendiri guna mencapai tujuan yang ditetapkan.

Menurut Syam, M. N, pendidikan adalah aktifitas dan usaha manusia unutk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi pribadinya yaitu rohani (pikir, perasa, karsa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (panca indera serta keterampilan)

b. Pengertian Mendidik, Pendidik dan Situasi Pendidikan
Mendidik ialah Memimpin/ memfasilitasi anak. Mendidik adalah pengertian yang sangat umum yang meliputi semua tindakan mengenai gejala – gejala pendidikan.
Pendidik adalah seorang yang tugasnya membimbing atau memimpin / memfasilitasi pertumbuhan anak jasmani maupun rohaninya.
Situasi Pendidikan adalah suatu latar tempat berlangsungnya pendidikan itu. Berdasarkan penyelenggaraan pendidikan maka lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga: pendidikan informal, formal dan non formal.
Pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga yang berlangsung secara alamiah dan wajar.
Pendidikan formal adalah pendidikan yang secara sengaja dan dilaksanakan dengan aturan – aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan berkesinambungan.
Pendidikan nonformal adalah pendidikan dilingkungan masyarakat, tidak dibpersyaratkan berjenjang dan berkesinambungan serta dengan aturan – aturan yang lebih longgar

c. Persamaan dan Perbedaan Pergaulan dan Pendidikan, pendidikan sebenarnya berlaku dalam pergaulan antara orang dewasa dan anak. Pendidikan kita dapati dari pergaulan antara orang dewasa dan anak tetapi pergaulan antara orang dewasa dengan orang dewasa tidak disbut pendidikan (pergaulan pedagogis) sebab didalam pergaulan itu orang dewasa menerima dan bertanggungjawab sendiri terhadaap pengaruh dalam pergaulan itu yang ada adalah saling membelajarkan.

d. Perbedaan Pendidikan dengan Tindakan Instingtif
Tindakan instingtif berbeda dengan pendidikan,tindakan instingtif tidak terdapat pengertian tentang tujuan terakhir dari tindakan itu, dan tindakan itu dilakukan otomatis dan tidak bebas, tindakan itu tidak dipelajari dan tidak berdasarkan pengalaman. Binatang “mendidik” anak – anak nya secara instingtif, kemampuan – kemampuan untuk belajar yang ada pada binatang itu sudah ada dalam pembawaan dan akan berkembang dengan sendirinya tanpa pengaruh dari luar. pendidikan yang dilakukan terhadap binatang berlainan dengan pendidikan yang dilakukan terhadap manusia, pada manusia haruslah dipehitungkan pula perkembangan psikisnya, manusia adalah makhluk yang berbudi, berpikir, dengan itu manusia dapat memilih mana yang akan dilakukan dan mana yang tidak, ia lebih bebas dalam melakukannya tetapi tetap bertanggung jawab dan itulah yang disebut pendidikan.

e. Perbedaan gejala kekanak-kanakan dan gejala kedewasan
Pada anak-anak memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
-Mencari bentuk
-Tak mempunyai ketetapan
-Tak ada kemerdekaan
-Kelihatan mudah berubah
-Lemah
-Memerlukan bantuan
-Sangat mudah terpengaruh (belum punya keyakinan yang tetap)
Pada orang dewasa memiliki gejala-gajala sebagai berikut:
-Menampakkan diri sebagai bentuk
-Beranggapan mempunyai ketetapan
-Merdeka
-Tetep, stabil
-Kuat
-Membantu
-Tahu mengambil dan menentukan jalan (tidak bergantung kepada orang lain)

f. Maksud teori pendidikan nativisme, empirisme dan konvergensi
Teori empirisme atau teori tabularasa mengatakan bahwa anak yang baru lahir diumpamakan sebagai kertas putih bersih yang belum ditulisi. Jadi sejak lahir anak tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa, menurut John Locke ini disebut juga empirisme, yaitu suatu aliran yang berpendapat bahwa segala kecakapan dan pengetahuan manusia timbul dan pengalaman yang masuk melalui alat indra.
Teori navitisme merupakan lawan dari teori empirisme.Navitus (latin) berarti karena kelahiran. Aliran nativisme berpendapat bahwa tiap-tiap anak dilahirkan sudah mempunyai berbagai pembawaan yang akan berkembang sendiri menurut arahnya masing- masing. Aliran pendidikan yang menganut paham nativisme disebut aliran pesimisme. Untuk mengambil kebenaran dari keduanya , William Stern, ahli ilmu jiwa bangsa Jerman, telah memadukan kedua teori itu menjadi satu teori yang disebut teori konvergensi.
Teori konvergensi dipengaruhi dua faktor: pembawaan dan lingkungan. Diakui bahwa anak lahir memiliki potensi berupa pembawaan. Namun pembawaan sifatnya potensial yang harus dikembangkan melalui pengaruh lingkungan , termasuk lingkungan pendidikan. Oleh sebab itu tugas pendidik adalah menghantarkan perkembangan semaksimal mungkin potensi anak sehingga kelak menjadi orang yang berguna bagi diri, keluarga, masyarakat, nusa, dan, bangsanya.

g. Tujuan pendidikan secara umum
Membawa anak kepada kedewasaannya, yang berarti bahwa ia harus dapat menentukan masa depan diri sendiri dan bertanggung jawab sendiri. Anak harus dididik menjadi orang yang sanggup mengenal dan berbuat menurut kesusilaan. Orang dewasa adalah orang yang sidah mengetahui dan memiliki nilai – nilai hidup, norma–norma kesusilaan, keindahan, keagamaan dan kebenaran sesuai dengan nilai–nilai dan norma–norma itu serta bertanggungjawab atas apa yang ia lakukan. Semua pendidikan dimaksudkan untuk membawa si anak agar ia selalu berbakti kepada Tuhannya, selalu hidup menuruti dan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh agamanya.

h. Jenis-Jenis Tujuan Pendidikan
Menurut Langeveld dalam bukunya Beknopte Theoretische Paedagogiiek tujuan pendidikan sebagai berikut:
a. Tujuan Umum, disebut juga tujuan sempurna ialah tujuan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik lain yang ditetapkan oleh pendidik dan dihubungkan dengan kenyataan yang terdapat pada anak didik
b. Tujuan-tujuan Tak Sempurna, Ialah tujuan mengenai segi-segi kepribadian manusia tertentu yang hendak dicapai , tujuan ini bergantung kepada tujuan umum.
c. Tujuan–tujuan Sementara, merupakan tingkatan-tingkatan untuk menuju kepada tujuan umum, atau merupakan tempat-tempat pemberhentian sementara pada jalan yang menuju ke tujuan umum.Untuk mencapai tujuan sementara itu di dalam praktek harus mengingat dan memperhatikan jalannya perkembangan pada anak.
d. Tujuan Perantara, tujuan ini bergantung pada tujuan-tujuan sementara. Dengan memperhatikan tujuan sementara itu kita memberikan suatu permaianan dengan menggunakan alat tertentu dan cara bermain tertentu (tujuan perantara). Jika anak menguasai teknik permainan dan cara menggunakan alat dan dapat memainkannya, maka perantara itu tercapai.
e. Tujuan Insidental, tujuan ini sebagai kejadian-kejadian yang merupakan saat-saat yang terlepas pada jalan menuju ke tujuan umum.

i. Perbedaan tujuan pendidikan menurut Undang – Undang No. 12 Tahun 1954, GBHN tahun 1998, dan Undang – Undang No. 20 tahun 2003.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More